Diantara semua nikmat Allah yang
sudah di berikan kepada saya salah satunya adalah diberikan pekerjaan.
Pekerjaan bukan hanya sekedar sumber untuk mencari rupiah bagi saya, namun juga
sumber penempa kehidupan kita ke depan. Dalam bekerja kadang kita mulai
menyadari bahwa kita masih butuh untuk belajar terus menerus, karena dunia
dinamis, sudah sepantasnya memang manusia mengikutinya untuk senantiasa belajar
hingga akhir hayatnya. Namun, sebagai manusia terkadang kita merasa jenuh dan
lelah menghadapi setiap proses dan realita kehidupan yang ada hingga pada
akhirnya tidak banyak dari kita yang ingin merasa menyerah.
Melepaskan masa muda untuk
berjuang dan bekerja keras bukanlah sesuatu yang mudah. Di saat semua anak
seusia saya menikmati masa mudanya dengan sangat baik dan nyaman, saya harus
menjadi “little fighter” versi saya. Tidak sedikit orang yang yang secara
sepintas mengenal saya mengatakan bahwa hidup saya enak dan mulus – mulus saja
tanpa tau ada berapa banyak air mata, usaha dan do’a yang saya lakukan setiap
harinya, bahkan saya sempat berpikir dalam hati “apa kamu yakin? Apa kamu akan
kuat kalau ada di posisi seperti saya yang hampir setiap hari selama 22 tahun
selalu di posisikan dalam keadaan on fire?”
Selama saya hidup prinsip hidup
saya adalah “bekerja keras dan banyak bersyukur”. Kalau kita pengen hidup enak
ya jalan keluarnya adalah bekerja keras. Kalau kita pengen hidup kita merasa
sudah tercukupi semuanya maka banyak – banyaklah bersyukur. Dan di antara
ribuan usaha dan rasa syukur jangan lupa untuk senantiasa berdo’a kepada Allah
agar selalu di mudahkan, di kuatkan, dan di berkahi dalam setiap upaya yang
kita lakukan di dunia ini. Dan yang paling penting adalah do’a merupakan
benteng terhadap diri kita atas derasnya serbuan ketidakbaikan duniawi.
Jawaban atas pertanyaan dalam
judul tulisan kali ini adalah “sampai mati”, karena mempunyai hidup yang sudah
enak bukan berarti anda berhenti bekerja keras. Masih ada kehidupan selanjutnya
yang akan kita hadapi dan pastinya, abadi. Pada akhirnya, kerja keras kita di
dunia akan selesai saat Tuhan berkata “waktunya pulang”.
Komentar
Posting Komentar